Tinjauan Silek Rimau
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Penelitian ini sudah mulai hilang dan terkikisnya budaya Silek Rimau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Silek Rimau di Nagari Tujuah Koto Talago Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota berdasarkan sejarah/asal-usul, persyaratan menjadi anak murid, dan bentuk garik (gerakan) dalam Silek Rimau. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisi. Subjek penelitian ini adalah 5 orang pemuka masyarakat, 7 orang tua silat, dan 10 orang murid Silek Rimau. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian adalah dengan observasi dan wawancara. Silek Rimau berasal dari Pariangan Padang Panjang yang merupakan warisan nenek moyang orang suku sipisang. Silek Rimau Nagari Tujuah Koto Talago dikembangkan oleh Bapak Al Yusra Dt. Nankodo Bosea. Persyaratan belajar Silek Rimau yang harus dipenuhi oleh murid memiliki beberapa tahapan. Tahap pertama, anak murid membawa satu buah penjahit. Tahap kedua, pisau panjang sejengkal, kain kafan sehelai dan kain sapatagak untuk guru. Tahap ketiga adalah emas sebesar satu emas, rotan sebatang, dan seperangkat alat Sholat dan Al Quran. Sebelum mempelajari garik dalam Silek Rimau terlebih dahulu anak murid mempelajari gelut kepoh, gelut kucing dan gelut ular. Setelah selesai mempelajari gelut barulah anak sasian bisa mempelajari 12 garik Silek Rimau.
Kata Kunci: silek rimau; sejarah; persyaratan; gelut dan garik